Malaysia siap memulai perjalanan yang ambisius menuju liberalisasi pasar, dengan tujuan meningkatkan daya tariknya bagi investasi di sektor kendaraan listrik (EV) sambil mengarahkan ekonomi ke masa depan berkarbon netral.
Melansir dari laporan South China Morning Post, Administrasi Perdana Menteri Anwar Ibrahim bertekad untuk menghilangkan kebijakan protektif negara, sehingga lebih kompetitif di panggung global.
Selama puluhan tahun, industri lokal seperti otomotif dan pembangkit listrik telah mendapatkan perlakuan istimewa di Malaysia, membuatnya sulit bagi investor asing untuk berpartisipasi tanpa kemitraan lokal dan premi yang tinggi.
Kebijakan ini, yang berakar pada tindakan afirmatif untuk mendukung mayoritas Melayu, telah membatasi daya saing Malaysia.
Tengku Zafrul Aziz, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, menekankan perlunya perubahan, dengan mengatakan, “Kita terlalu melindungi beberapa industri, dengan pemahaman bahwa mereka harus memperbaiki diri. Tapi sampai kapan kita akan melindungi [mereka]?”
Ia menekankan pentingnya membuka pasar untuk meningkatkan daya saing.
Anwar Ibrahim telah menetapkan target ambisius bagi Malaysia, dengan tujuan menduduki peringkat 30 besar ekonomi secara global dan masuk dalam 12 besar Indeks Daya Saing Global dalam sepuluh tahun.
Saat ini, Malaysia berada di peringkat 27 dalam indeks tersebut, naik dari peringkat 32 pada tahun 2022. Tengku Zafrul Aziz mencatat bahwa Malaysia perlu melakukan perubahan besar untuk tetap kompetitif di kawasan tersebut.
Salah satu perubahan kunci melibatkan izin investor asing memiliki kepemilikan penuh atas operasi mereka di Malaysia, sebuah langkah yang telah menarik perhatian global.
Tesla resmi meluncurkan operasinya di Malaysia pada bulan Juli, dengan perusahaan tersebut memenuhi syarat untuk memiliki kepemilikan penuh.
Diskusi juga sedang berlangsung dengan Tesla mengenai kemungkinan pendirian pabrik manufaktur baterai di Malaysia.
Perubahan ke arah liberalisasi pasar ini tidak datang tanpa tantangan, karena Malaysia pernah mencoba reformasi serupa sebelumnya, hanya untuk menghadapi perlawanan dan penarikan mundur.
Namun, lanskap global yang berubah dan kebutuhan Malaysia untuk tetap kompetitif telah membuat usaha ini menjadi suatu keharusan.
Salah satu sektor yang direncanakan untuk liberalisasi awal adalah pewerian bakat, dengan anggaran tahun depan memungkinkan perusahaan di Malaysia untuk merekrut mahasiswa asing yang lulus dari institusi lokal.
Langkah ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor tertentu dan mempercepat transisi negara ke teknologi dan praktik yang lebih berkelanjutan.
Industri EV bukan satu-satunya fokus; sektor semikonduktor Malaysia juga akan mendapat manfaat dari liberalisasi, dengan pemain besar mengumumkan investasi signifikan dalam produksi chip tingkat atas.
Perkembangan ini kemungkinan akan memerlukan dukungan pemerintah dalam bentuk insentif, energi terbarukan, dan tenaga kerja.
Rencana liberalisasi pemerintah akan berjalan secara bertahap, berfokus pada sektor-sektor strategis, seperti pembangkit listrik.
Sementara pemerintah akan tetap mengendalikan saluran transmisi, pembangkitan listrik akan terbuka bagi investor eksternal, memfasilitasi transisi ke energi terbarukan.
Tengku Zafrul Aziz optimis bahwa liberalisasi pasar akan meningkatkan daya tarik Malaysia bagi investor EV. Bahkan jika beberapa investor memilih negara tetangga, masih ada peluang untuk terintegrasi ke dalam rantai pasokan, karena tidak ada satu negara di kawasan ini yang dapat menyediakan ekosistem lengkap.
Malaysia bertujuan untuk menempatkan dirinya di posisi tinggi dalam rantai pasokan EV di dalam Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), memanfaatkan keunggulan logistik dan menarik investor ke wilayah tersebut.
Sebagai kesimpulan, komitmen Malaysia terhadap liberalisasi pasar, ditambah dengan fokus yang semakin meningkat pada sektor kendaraan listrik, mencerminkan tekadnya untuk menjadi pusat global teknologi berkelanjutan dan investasi.
Strategi berani ini tidak hanya bisa merevitalisasi ekonomi Malaysia, tetapi juga berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan. [BAB]