BerandaNewsApakah Resesi Benar Akan Terjadi di Tahun 2023?

Apakah Resesi Benar Akan Terjadi di Tahun 2023?

Setelah langkah agresif bank sentral AS, banyak ekonom melihat potensi terjadinya resesi di tahun 2023.

Inflasi yang menghantam AS dan beberapa negara maju telah memaksa bank sentral mengambil langkah keras untuk melawannya, menaikkan suku bunga dengan agresif, terutama AS.

Tahun 2022 diwarnai dengan kenaikan demi kenaikan suku bunga, yang mengangkat permintaan pada dolar AS sebagai safe haven dan menekan selera risiko ke titik yang dalam.

Alhasil, pasar saham dan kripto merosot tajam, dolar AS pun berhasil mengungguli pasar mata uang hampir di sepanjang tahun ini.

- Advertisement -

Resesi Terjadi di Tahun 2023?

Berdasarkan laporan CNBC, beberapa ekonom memperkirakan resesi akan terjadi mulai awal tahun 2023, berdasarkan analisis terhadap kondisi ekonomi AS saat ini.

Meski begitu, masih belum dapat diproyeksikan apakah itu akan terjadi dalam dampak yang ringan, sedang, atau besar, di mana ini masih menjadi diskusi yang cukup alot antar ekonom dan pakar.

“Secara historis, ketika Anda mengalami inflasi tinggi dan The Fed mendongkrak suku bunga untuk menekan inflasi, itu akan menghasilkan penurunan atau resesi,” ujar Mark Zandi, Kepala Ekonom di Moody’s Analytics.

Menurut Zandi, narasi resesi setelah kenaikan suku bunga yang berlebihan adalah hal yang biasa terjadi. Resesi datang ketika ekonomi mulai menyerah melawan beban suku bunga yang terlampau tinggi.

Zandi termasuk dalam sedikit ekonom yang percaya bahwa, The Fed mampu membuat AS terhindar dari resesi dengan menaikan suku bunga dalam waktu yang cukup lama.

Menurut Zandi, resesi sebenarnya punya peluang terjadi yang cukup besar karena sudah ada banyak orang yang mengatakan hal tersebut, seperti Pemimpin institusi, media televisi dan digital, serta sebagian besar ekonom.

Saat ini, The Fed masih bersitegang dengan inflasi. Ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga tambahan, hingga sekitar 5,1 persen pada awal tahun depan.

Para ekonom pun berharap langkah tersebut dapat mengendalikan inflasi untuk beberapa bulan ke depan.

- Advertisement -

Namun, dampak buruk pun terjadi ke berbagai sektor akibat kenaikan suku bunga dengan merosotnya angka penjualan perumahan.

Data perumahan termasuk salah satu data penting dari perekonomian AS, selain tenaga kerja, suku bunga dan daya beli konsumen.

“Anda harus meniup debu dari buku pelajaran ekonomi Anda. Ini akan menjadi resesi klasik,” kata Tom Simons, Ekonom Pasar Uang di Jefferies.

Beberapa ekonom menilai resesi tahun 2023 dapat terjadi dalam skala yang ringan, namun bisa juga berdampak global karena kondisi negara lain pun tak kalah buruk karena dampak inflasi. [st]

 

 

Terkini