Menjelang akhir tahun, bagaimana prospek dari dolar AS di tahun 2023 menjadi perbincangan yang panas, karena ini mempengaruhi ekonomi global.
Sejak pertengahan tahun 2021, dolar AS terus melesat sampai bulan September 2022 dan telah merosot tajam sejak itu hingga penghujung tahun ini.
Kenaikan suku bunga, tindakan The Fed dan laporan data AS menjadi pegangan utama investor global karena ini benar-benar mempengaruhi selera risiko, arah ekonomi global dan potensi resesi yang dikhawatirkan terjadi dalam waktu dekat.
Bagaimana Dolar AS tahun 2023?
Berdasarkan laporan Action Forex, meski bank sentral AS memiliki langkah yang berbeda antara tindakan dan pernyataannya, fakta menunjukkan kenaikan suku bunga kemungkinan besar akan tetap terjadi dalam beberapa bulan mendatang.
Namun, angka suku bunga tampak mulai merada di kisaran bawah 5 persen, sehingga itu menyiratkan akan terjadinya kenaikan suku bunga maksimal dua kali lagi di tahun 2023.
Itu artinya, ada perlambatan dari sisi kenaikan suku bunga dan ini akan membuat situasi ekonomi di tahun depan menjadi sangat berbeda.
Pasar mayoritas menilai The Fed terlampau percaya diri dalam mengatur ekonomi, sementara kondisi yang sebenarnya tidak membutuhkan langkah yang terlalu agresif karena itu dapat memicu keruntuhan ekonomi yang sangat ditakutkan para pengamat dan investor.
Perlambatan ekonomi di AS pada awal tahun depan telah diwaspadai oleh banyak pengamat, namun masih menjadi sebuah pertanyaan besar tentang, “apakah The Fed akan menurunkan langkah agresifnya terhadap suku bunga?”
Sejauh ini, inflasi utama telah berada di bawah ekspektasi cukup banyak selama beberapa bulan terakhir. Tetapi inflasi secara mendasar masih tetap membayangi. Tentu ini memiliki andil dalam bagaimana dolar AS tahun 2023 mendatang.
Pengaruh sentimen non-AS juga menjadi pertimbangan, seperti permintaan dan pasokan minyak mentah, gas dan konflik Rusia-Ukraina.
Musim dingin yang mampu diatasi dan meredanya konflik tersebut digadang dapat mengurangi angka inflasi dengan cepat, sehingga indeks dolar AS mungkin akan mereda di tahun 2023.
“The Fed dapat memiliki banyak alasan untuk tidak hanya menghentikan kenaikan, tetapi juga untuk menelusuri kembali langkah-langkahnya,” ujar analis dari Orbex.
Lanjut dikatakan, The Fed yang cenderung dovish dan prospek risiko yang kecil dapat melemahkan dolar AS dalam waktu yang cukup panjang.
Di sisi lain, para ekonom memperkirakan bahwa resesi yang ringan dan singkat dapat terjadi di awal tahun depan. Ini akan berlanjut dengan pemulihan ekonomi yang lambat, namun pasti.
Tentu saja, kebijakan bank sentral ke depan akan menjadi poros utama untuk membuktikan tepat tidaknya pemikiran para pengamat dan ekonom. Dolar AS di tahun 2023 kemungkinan akan melunak jika narasi di atas berjalan tanpa hambatan. [st]