Industri kripto yang masih muda dan berkembang kian pesat telah menarik para penjahat siber, menyebabkan berbagai kasus peretasan yang menghebohkan di tahun 2022.
Teknologi yang belia ini masih minim soal keamanan platform, sehingga celah ini sering kali dieksploitasi oleh para peretas dan penjahat siber lainnya untuk meraup keuntungan ilegal.
Ada banyak kasus peretasan kripto yang terjadi di sepanjang tahun 2022 ini, di mana berikut adalah lima kasus terbesar yang pernah ada, dilansir dari Fortune:
5 Kasus Peretasan Kripto Terbesar di Tahun 2022
1. Ronin Network
Kasus peretasan terbesar pertama adalah yang menimpa Ronin Network, sidechain milik game blockchain Axie Infinity yang dihadirkan sebagai solusi yang lebih murah dibandingkan jaringan Ethereum, karena transaksi dalam game tersebut bersifat mikro dan rutin.
Namun, Ronin justru menjadi bencana besar bagi Axie dan pengembangnya, Sky Mavis, karena kerentanan yang ada menjadi jalan bagi peretas untuk mencuri aset kripto di dalamnya.
Ditaksir, aset yang dicuri bernilai US$620 juta yang tidak disadari oleh tim pengembang hingga mereka mendapatkan laporan dari salah satu pengguna karena tidak dapat menarik aset mereka dari dompet.
Ini membawa reputasi Axie Infinity ke ujung jurang, sulit untuk pulih hingga saat ini.
2. WormHole Bridge
Wormhole Bridge adalah penghubung antar jaringan yang memungkinkan transfer aset dari jaringan seperti Ethereum dan Solana.
Pada bulan Februari lalu, Wormhole mengalami serangan peretasan, kehilangan kripto senilai US$320 juta dalam bentuk Wrapped Ethereum (wETH).
Ini adalah salah satu peretasan besar di sektor DeFi, yang telah lama menjadi sorotan karena sektor ini masih memiliki keamanan yang rentan dan rawan menjadi sasaran peretas.
3. Nomad Bridge
Nomad Bridge sama seperti WormHole, tetapi penghubung antar jaringan ini diserang oleh ratusan individu dalam aksi peretasan kripto.
Nomad, yang mengklaim sebagai protokol cross-chain keamanan pertama telah mengalami serangan karena ratusan penggunanya mengeksploitasi bug yang ada di protokolnya.
Bug tersebut memungkinkan pengguna menarik dana lebih besar dari nilai yang telah mereka setor. Total kerugian pun mencapai US$190 juta.
4. Beanstalk Farms
Beanstalk adalah protokol DeFi yang menawarkan stablecoin algoritmik dan memberikan intensif kepada pengguna yang menyumbangkan dana ke pool pusat untuk menstabilkan nilai stablecoin itu.
Pada bulan April, sistem tata kelola pemungutan suara dari protokol ini ternyata memilih celah keamanan di fitu pinjaman kilat. Itu telah dimanfaatkan oleh peretas hingga berhasil membawa lari aset senilai US$182 juta.
5. Mango Markets
Kisah peretasan kripto di Mango Markets cukup berbeda dari yang lainnya, karena peretasan melakukan aksinya dengan penuh keberanian, dalam batas tertentu.
Pengembang bernama Avraham Eisenberg mengaku sebagai peretas di Twitter, mengatakan bahwa dirinya terlibat dengan tim yang mengoperasikan strategi perdagangan yang sangat menguntungkan di Mango Markets.
Avraham berakhir dengan mengembalikan sebagian besar dana yang ia curi, namun masih mengantongi sekitar US$47 juta.
Menurut sebagian komunitas aset digital, aksi Avraham dalam mengeksploitasi sistem adalah sah karena berdasarkan prinsip DeFi, “kode adalah hukum.”
“Saya yakin semua tindakan kami adalah tindakan pasar terbuka yang sah, menggunakan protokol sebagaimana dirancang,” ujar Avraham.
Selain itu, ia mengatakan merasa menyesal karena perbuatannya mengakibatkan Mango Markets menjadi bangkrut. [st]