BerandaNewsPasca Pandemi, Beginilah Gambaran Perekonomian Tiongkok Tahun Depan

Pasca Pandemi, Beginilah Gambaran Perekonomian Tiongkok Tahun Depan

Perekonomian Tiongkok dipastikan akan berbeda tahun depan, dibandingkan sebelum memasuki masa pandemi di tahun 2019.

Tiongkok tahun ini menjadi salah satu negara yang masih bergelut dengan pandemi, melakukan banyak lockdown yang menghambat perekonomian. Ini bahkan membuat gelombang di pasar minyak mentah global.

Sebelum dan selama masa pandemi, negeri Tirai Bambu tersebut mengalami gejolak yang besar di sektor perekonomian, membawa konsolidasi besar untuk mata uang Yuan terhadap dolar AS.

Perekonomian Tiongkok Pasca Pandemi 

Berdasarkan laporan CNBC, pasar properti di Tiongkok diprediksi akan sama seperti kondisi di tahun 2019, sebelum pandemi Covid-19 melanda.

- Advertisement -

Saat ini, properti mengalami tekanan hebat akibat tindak keras dari Pemerintah.

November kemarin, Pemerintah telah menarik ulur langkah lockdown dan persyaratan pengujian Covid-19. Itu telah membebani pertumbuhan ekonomi selama 1,5 tahun.

Analis mengantisipasi adanya beberapa hambatan untuk membuka lockdown secara penuh. Analis pun menilai, perekonomian Tiongkok akan pulih lebih cepat dari perkiraan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor dibanding tiga tahun lalu.

“Model pertumbuhan Tiongkok bergerak dari model yang sangat bergantung pada properti dan infrastruktur, ke model di mana apa yang disebut ekonomi digital dan hijau memainkan peran lebih besar,” ungkap Analis di bank investasi CICC dalam laporan prospek 2023 perusahan.

Ekonomi digital yang dimaksud mencakup bisnis peralatan komunikasi, perangkat lunak dan transmisi informasi.

Sementara, ekonomi hijau yang dimaksud mencakup industri yang berfokus pada pengurangan emisi karbon, seperti tenaga listrik, baja dan bahan kimia.

CICC memprediksi, dalam lima tahun ke depan investasi kumulatif ke ekonomi digital akan tubuh pesat, naik tujuh kali lipat hingga 77,9 triliun yuan.

Laporan prospek 2023 tersebut juga mengungkapkan bahwa, angka tersebut telah lebih tinggi dibandingkan investasi ke sektor ekonomi hijau, properti dan infrastruktur tradisional.

- Advertisement -

Sekadar informasi, di tahun 2021 dan 2022, sektor properti menjadi titik investasi terbesar dari semua sektor di Tiongkok. Tetapi, ini akan turun sekitar 22 persen menurut laporan tersebut.

Tiongkok juga dikabarkan akan berfokus pada pengembangan yang tinggi untuk menekan utang di dua tahun lalu, termasuk menurunkan persentase gagal bayar, serta penurunan penjualan di sektor properti dan investasi.

Meski lockdown sering terjadi, pertumbuhan ekspor di negara tersebut masih tumbuh dengan baik. Tiongkok bersama beberapa pabrik lokal bekerja keras untuk memenuhi permintaan global untuk produk kesehatan dan elektronik. Permintaan meningkat pesat.

Tetapi menjelang akhir tahun ini, permintaan mulai menurun, tercermin pada data year-to-date di bulan Oktober 2022.

“Tahun depan, pengurangan ekspor bersih diperkirakan akan memangkas pertumbuhan sebesar 0,5 poin persentase,” ujar Kepala Ekonom Goldman Sachs cabang Tiongkok, Hui Shan.

Padahal, Analis melihat bahwa ekspor bersih telah menyokong pertumbuhan PDB Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir.

Ekspor ke Negara Asia Tenggara 

Meski begitu, negara tersebut kini memiliki tingkat ekspor yang memuaskan ke wilayah Asia Tenggara, bahkan telah melampaui tingkat ekspor mereka ke AS dan Eropa.

“Ekspor ke negara-negara ASEAN dapat berfungsi sebagai penyangga ringan terhadap tekanan di pasar Uni Eropa dan AS,” ujar Ekonom Citi Bank cabang Tiongkok, Xiaowen Jin.

Jim menilai, ekspor produk mobil lokal, terutama mobil listrik dan suku cadangnya, telah mendukung total pertumbuhan ekspor di tahun 2022.

Ekonom melihat, pasca pandemi Tiongkok akan mengalami pertumbuhan permintaan dari konsumen lokal dan global. Ini dimulai sejak lockdown mulai longgar, ekonomi pulih.

“Saya mengharapkan penjualan ritel naik 6,8 persen tahun depan, dan PDB nasional tumbuh 4,8 persen,” ujar Hao Zhou, Kepala Ekonom di Guotai Junan Securities.

Karena perekonomian dibuka lebih cepat dibandingkan perkiraan, Analis dari Goldman Sachs memprediksi PDB 2023 Tiongkokg akan naik dari 4,5 persen menjadi 5,2 persen. [st]

 

Terkini