BerandaInspirasiResesi Membayangi Tahun 2023, Warren Buffett Sarankan Ini

Resesi Membayangi Tahun 2023, Warren Buffett Sarankan Ini

Setelah gelombang kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral AS di sepanjang tahun 2022, kekhawatiran resesi di tahun 2023 kian kuat, membuat orang-orang mulai memikirkan nasib mereka ke depan.

Pandemi Covid-19 menjadi awal mimpi buruk bagi sebagian besar orang, karena merenggut banyak sekali nyawa dan pekerjaan, meningkatkan angka pengangguran di setiap negara maju dan berkembang.

Resesi tentu bukanlah sekadar kata, ini adalah kondisi runtuhnya ekonomi skala besar yang jika terjadi pada AS, efek dominonya akan terasa ke banyak negara. Itu karena dolar AS adalah pusat ekonomi dunia sedari dulu, sampai saat ini.

Mimpi Buruk yang Menjadi Nyata 

Dampak dari kenaikan suku bunga akibat angka inflasi yang konsisten naik telah menghantam sebagian besar perekonomian dunia.

- Advertisement -

Sri Langka adalah contoh negara yang hancur karena tingginya kenaikan suku bunga, dibuat kian mengenaskan karena kotornya Pemerintahan dalam mengelola negara.

Inggris pun menjadi tak berdaya karena dampak inflasi, banyak orang rela untuk tidak makan demi sekadar bertahan hidup dan membeli energi, seperti gas dan listrik.

Konflik Rusia-Ukraina menjadi faktor lain yang menghantam kawasan Eropa, karena sanksi yang diterima Rusia mengakibatkan tertahannya pasokan minyak dan gas. Eropa mengalami krisis energi, bahkan menjelang musim dingin tahun ini.

Kejadian demi kejadian yang tak menyenangkan terus terjadi bak mimpi buruk yang menjadi nyata. Resesi pun membayangi.

Saran dari Seorang Warren Buffett 

Warren Buffett

Warren Buffett adalah seorang legenda hidup di bidang investasi saham, sempat menjadi orang terkaya nomor satu di dunia, bergantian dengan Pendiri Microsoft Bill Gates di posisi kedua.

Buffett adalah investor dengan pemikiran yang visioner dan jangka panjang, menjadi kiblat bagi sebagian besar investor saham di seluruh dunia, termasuk Lo Kheng Hong, Warren Buffett-nya Indonesia.

Sebagai investor Buffett adalah seorang value investor, alias investor yang berpegang pada nilai sesungguhnya dari suatu perusahaan yang ingin ia beli sahamnya. Bukan berdasarkan rumor dan berita panas, Buffett melihat dari sisi fundamental perusahaan, termasuk orang-orang yang mengelolanya.

- Advertisement -

Sejak lama, Pemimpin dari perusahaan investasi Berkshire Hathaway ini telah memiliki pandangan yang paling terkenal, yaitu “jadilah serakah ketika orang lain takut, takutlah ketika orang lain menjadi serakah.”

Melihat kondisi pasar aset investasi saat ini, seperti pasar saham dan kripto yang telah terjatuh hebat akibat dampak inflasi dan kenaikan suku bunga, tampak pandangan tersebut kembali berlaku.

Dapat diartikan, Warren Buffett menyarankan investor untuk selalu “membeli di harga rendah, menjual di harga tinggi,” dalam menghadapi segala jenis situasi pasar.

Berdasarkan laporan Fool, dalam surat kepada para pemegang saham Berkshire, ia mengatakan bahwa peluang besar sangat jarang terjadi.

“Kami telah menggunakan banyak uang untuk bekerja selama kekacauan dua tahun terakhir. Ini merupakan periode yang ideal bagi investor. Iklim ketakutan adalah sahabat terbaik mereka. Mereka yang berinvestasi hanya ketika komentator optimis akhirnya membayar mahal untuk kepastian yang tidak berarti,” ujarnya dalam surat tersebut.

Periode ideal bagi investor yang ia maksud kemungkinan adalah, membeli di saat harga aset sudah benar-benar jatuh, sebagian besar investor sudah skeptis dan media memberitakan pasar dengan begitu buruk. Itu adalah peluang langka untuk membeli aset di harga diskon.

Meski Buffett lebih fokus ke aset saham, tetapi secara garis besar itu bekerja juga di pasar kripto. Bitcoin terbukti telah berhasil pulih beberapa kali dari kejatuhan hebat dan melesat lebih tinggi.

Saran Robert Kiyosaki 

Hampir serupa dengan Buffett, Robert Kiyosaki, investor properti kawakan dan penulis buku keuangan terlaris Rich Dad Poor Dad, juga melihat peluang di masa sulit.

Kiyosaki bahkan telah meramalkan akan terjadinya resesi di AS karena sikap agresif bank sentral yang pada akhirnya akan menghancurkan perekonomian negara tersebut.

Untuk menghadapi hal tersebut, Kiyosaki menyarankan para pengikutnya di Twitter untuk membeli lebih banyak emas, perak dan Bitcoin.

Menurut Kiyosaki, Bitcoin adalah “uang sesungguhnya” karena memiliki pasokan tetap dan kian sulit didapatkan setelah melewati halving berkalanya.

Meski pasar kripto sedang lesu, Kiyosaki masih yakin ini akan bangkit, Bitcoin akan kian melesat meski harganya bisa saja terus bergerak lebih rendah, hingga ke US$10.000 atau lebih rendah. [st]

 

 

Terkini