BerandaNewsSaham Asia Menguat Karena Prospek Suku Bunga AS

Saham Asia Menguat Karena Prospek Suku Bunga AS

Mengawali pasar di awal pekan ini, saham Asia telah bergerak menguat karena prospek dari kenaikan suku bunga AS yang tidak agresif.

Sejak bank sentral AS (The Fed) secara agresif menaikkan suku bunga di tahun 2022, pasar saham global cenderung mengalami kemerosotan, termasuk di Asia.

Selera risiko pasar benar-benar menyusut, membawa minat investor ke aset safe haven yang mendominasi, yakni dolar AS. Ini membawa tekanan secara global dan prospek hari ini terlihat sedikit meredakannya.

Saham Asia Menguat 

Saham Asia pun mendapatkan sentimen positif dari dibukanya pembatasan di Tiongkok, yang diharapkan dapat meningkatkan prospek ekonomi global.

- Advertisement -

Berdasarkan laporan Reuters, Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang telah naik 0,6 persen di pagi ini, diikuti oleh indeks saham Korea Selatan yang naik 1,1 persen.

Pasar Jepang masih dalam masa libur, namun indeks kontrak berjangka tetap buka dan juga bergerak naik.

Melirik AS, indeks saham Nasdaq berjangka juga bergerak naik, tumbuh 0,3 persen dan S&P500 berjangka bergerak naik 0,2 persen.

Pekan ini, pasar tampak tengah mengantisipasi adanya musim laba di sektor perbankan di AS, meski masih ada kekhawatiran tidak ada pertumbuhan yoy sama sekali.

“Tidak termasuk [emiten] energi, EPS S&P 500 diperkirakan turun 5 persen, didorong oleh kompresi margin sebesar 134 bp. Memasuki musim pelaporan, sentimen revisi laba relatif negatif terhadap sejarah… Kami mengharapkan revisi turun lebih lanjut ke konsensus perkiraan EPS 2023… Pembukaan kembali Tiongkok adalah salah satu risiko terbalik EPS 2023, tetapi tekanan margin, pajak dan resesi menghadirkan risiko penurunan yang lebih besar,” ujar Analis di Goldman Sachs.

Di sisi lain, Analis dari Bank of America Winnie Wu berpendapat bahwa perekonomian di Tiongkok akan mendapat manfaat dari siklus kenaikan di tahun ini. Ia juga mengantisipasi kenaikan pasar dari ekspansi berganda dan pertumbuhan EPS 10 persen.

Data NFP AS pada akhir pekan membawa dasar yang baik untuk meredakan prospek kenaikan suku bunga AS yang agresif, karena pertumbuhan upah yang melambat.

Ini membuat para pelaku pasar menurunkan taruhan mereka pada sikap agresif The Fed terhadap suku bunga, sehingga data inflasi akan menjadi acuan utama analisis di bulan Januari. [st]

- Advertisement -

 

Terkini